Menko Pangan Zulkifli Hasan Ajak Petani Manfaatkan Lahan: “Jangan Ada yang Kosong”

Kulon Progo, suarapasar.com – Menteri Koordinator Bidang Pangan RI, Zulkifli Hasan, menegaskan pentingnya pemanfaatan setiap jengkal lahan untuk mendukung Program Makan Bergizi 2026. Program nasional tersebut akan menyasar 82,9 juta penerima manfaat, meliputi ibu hamil, balita, dan anak sekolah dari tingkat TK hingga SMA.

Dalam sambutannya pada acara Rembug Tani di Demangrejo, Sentolo, Kulon Progo, Minggu (2/11/2025) sore, Zulkifli menyebut program ini akan membuka peluang besar bagi petani dan masyarakat untuk meningkatkan produksi berbagai komoditas pangan.

“Tiap hari kita perlu 82,9 juta semangkuk nasi. Perlu beras banyak. Perlu telur, ayam, ikan, tahu tempe, sayur, buah. Jadi usaha produksi ayam petelur, penggemukan, pertanian hortikultura juga diperlukan,” ujarnya.

Ia mendorong masyarakat agar aktif memanfaatkan lahan yang dimiliki. “Saya minta jangan ada lahan kosong. Rugi. Setiap meter tanah berguna. Tanam jagung, buah, cabai. Tanam 3 pot cabai gak pernah beli, tiap hari berbuah,” imbuhnya.

Zulkifli juga menyoroti turunnya harga pupuk yang diharapkan dapat semakin menguntungkan petani. “Pupuk turun 2300 turun 1840 per kg. Npk 3300 turun 2460 per kg. Za 1700 turun 1360 per kilo. Organik 800 menjadi 640 kg. Jangan ada lahan kosong. Kreatif. Pemberdayaan masyarakat diberdayakan jangan nganggur. Tanam jagung, sayuran, piara ayam bebek, buah laku, cabai pasti laku semua,” tandasnya.

Ia menambahkan, perbaikan distribusi dan penurunan harga pupuk telah berdampak positif terhadap nilai tukar petani. “Sebelum pupuk turun, dulu pupuk kadang terlambat. Sekarang pupuk sudah hadir sebelum tanam maka produksi padi naik. Tahun lalu sekitar 30 juta produksi, kita impor 4,5 juta. Tahun ini tidak impor beras lagi. Di gudang Bulog ada 4 juta ton beras. Harga gabah dulu 5.500 sekarang paling murah 6.500. Harga gabah naik, pendapatan naik. Nilai tukar petani naik dari 116 tahun lalu menjadi 124 tahun ini, hampir 7 persen,” urainya.

Salah satu petani, Sigit, mengaku penurunan harga pupuk sangat membantu meringankan beban biaya produksi. “Harga sekarang 90 ribu sangat membantu petani. Soalnya biaya terbesar pertama pestisida yang kedua pupuk. Pupuk turun sangat membantu. Penurunan sejak 22 Oktober,” katanya.(prg,wur)