GKBRAA Paku Alam Dorong Pendidikan Inklusif untuk Wujudkan Generasi Emas Indonesia

Yogyakarta, suarapasar.com – Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Ibu PAUD DIY, GKBRAA Paku Alam, menegaskan pentingnya pendidikan berkualitas dan inklusif sebagai fondasi terwujudnya generasi emas Indonesia. Hal ini disampaikan dalam Kampanye Wajib Belajar dan Penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) yang digelar Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) di Hotel Jambuluwuk, Rabu (15/10).

Acara tersebut turut dihadiri oleh Kepala BPMP DIY, Dinas Dikpora DIY, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota se-DIY, Dinas Sosial DIY, Ibu PAUD Kabupaten/Kota se-DIY, serta tamu undangan lainnya.

“Program wajib belajar 13 tahun merupakan langkah strategis pemerintah untuk memastikan seluruh anak Indonesia, tanpa memandang latar belakang mendapatkan pendidikan berkualitas sejak usia dini. Program tersebut hadir untuk mengurangi angka putus sekolah dan meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi anak,” ucap Gusti Putri.

Ia menyebut semangat program wajib belajar 13 tahun sejalan dengan filosofi Hamemayu Hayuning Bawono. “Kita harus bersama-sama mendorong akses yang merata dan pastikan tidak ada anak yang tertinggal terutama di daerah pedesaan. Ini momentum penting untuk meneguhkan dedikasi dan komitmen kita, mari mempercantik dunia melalui pendidikan,” sebut Gusti Putri.

Dalam kesempatan itu, Gusti Putri juga memberikan apresiasi kepada para Ibu PAUD tingkat kapanewon, kemantren, dan kalurahan di DIY yang menjadi garda terdepan dalam memajukan pendidikan anak usia dini. Menurutnya, dedikasi mereka memberikan dampak besar terhadap tumbuhnya semangat belajar yang aktif dan kreatif di kalangan anak-anak.

“Di tengah tantangan seperti pemakaian gadget dan perubahan sosial, dedikasi Ibu dan kelompok kerja Paud telah membawa dampak positif bagi ribuan anak. Mereka membantu anak-anak dalam membangun fondasi yang kuat untuk masa depan,” ujar Gustri Putri.

Gusti Putri menutup sambutannya dengan mengajak semua pihak berkolaborasi membangun ekosistem pendidikan unggul di DIY dan nasional. “Saya yakin dengan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, Ibu PAUD, Pokja PAUD, pendidik dan seluruh pemangku kepentingan, kita dapat mewujudkan pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta yang unggul,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala BPMP DIY, Bambang Hadi Waluyo, menegaskan pentingnya pendidikan bermutu sebagai hak setiap anak Indonesia. “Mewujudkan pendidikan bermutu artinya kita harus memberikan layanan-layanan pendidikan yang bermutu untuk semua. Tidak melihat kondisi siswa maupun keadaan ekonominya. Kita pemerintah harus memberikan akses kepada anak-anak usia sekolah karena pendidikan adalah hak setiap warga negara, dan itulah yang mewujudkan pendidikan bermutu,” tegasnya.

Bambang juga mengungkapkan bahwa Yogyakarta patut berbangga karena menjadi provinsi dengan angka Anak Tidak Sekolah (ATS) terkecil ketiga di Indonesia.

Acara tersebut ditutup dengan penandatanganan komitmen bersama untuk mendukung program wajib belajar 13 tahun oleh Ketua Pokja Ibu PAUD DIY, Kepala BPMP DIY, Dinas Dikpora DIY, serta 20 pihak lainnya.(prg,wur)