Umbulharjo, suarapasar.com – Pemerintah Kota Yogyakarta terus menggalakkan gerakan gotong royong untuk memperbaiki rumah tidak layak huni (RTLH) di wilayah Kelurahan Sorosutan dan Tahunan. Program ini terlaksana berkat kolaborasi antara Baznas Kota Yogyakarta, CSR perusahaan, dan partisipasi masyarakat, demi mewujudkan rumah sehat dan layak huni.
Dua rumah yang menjadi sasaran program adalah milik Budi Yati di RT 35 RW 15 Nalen Sorosutan dan Wasirah di RT 8 RW 2 Tahunan. Keduanya merupakan janda dengan kondisi rumah rusak parah—atap bocor, dinding belum diplester, lantai rusak, serta kamar mandi dan dapur yang tidak layak.
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo secara simbolis menurunkan atap seng di rumah Budi Yati sebagai tanda dimulainya bedah rumah.
“Rumah yang kayak gini menjadi sumber bencana bagi kesehatan. Karena bagaimanapun juga rumah yang tidak sehat membuat berbagai macam penyakit,” ujarnya saat kegiatan di Tahunan.
Menurutnya, rumah tidak layak huni dapat menjadi pemicu penyakit menular seperti TBC. Ia juga menyoroti keterkaitan antara lingkungan kumuh dan kasus stunting yang mencapai 70 persen dipengaruhi kondisi lingkungan.
“Ayo kita perbaiki bersama lingkungan yang kumuh dengan gotong royong. Itu semangat kita Segoro Amarto,” tegasnya.
Dalam kegiatan itu, Baznas membantu rehabilitasi RTLH milik Budi Yati, sementara Pamella Supermarket melalui program CSR mendanai perbaikan rumah Wasirah. Sejumlah organisasi perangkat daerah Pemkot Yogyakarta juga turut menyumbang. Hingga kini, sudah 46 RTLH diperbaiki melalui program tanpa menggunakan dana APBD maupun APBN.
“Murni gotong royong. Maka marilah budaya gotong royong terus kita pegang teguh dengan penuh keikhlasan. Kita sama-sama betul-betul memikirkan yang lemah,” ujar Hasto.
Sementara itu, Budi Yati mengaku sangat bersyukur.
“Senang sekali karena bisa membantu saya untuk menempati rumah yang layak huni. Kerusakan di bagian atap yang paling parah karena sering hujan setiap jadi keropos. Dengan bedah rumah ini saya gak was-was lagi tinggal di sini,” tuturnya.
Hal serupa disampaikan Wasirah yang menyebut rumahnya rusak sejak gempa Yogyakarta dan belum sempat diperbaiki.
“Harapannya biar bersih dan hidup di rumah yang layak huni,” ujarnya.(prg,wur)








