Sri Sultan Tekankan Sinergi Generasi dalam Pelantikan Pejabat Baru DIY

Yogyakarta (03/11/2025), suarapasar.com – Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X resmi melantik sembilan pejabat baru di lingkungan Pemerintah Daerah DIY pada Senin (03/11/2025) di Bangsal Kepatihan Yogyakarta. Pelantikan ini menjadi bagian dari upaya penyegaran birokrasi sekaligus penguatan sinergi lintas generasi dalam tubuh pemerintahan daerah.

Pejabat yang dilantik yaitu Kurniawan yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY. Kurniawan kini diangkat menjadi Paniradya Pati DIY. Sementara, posisi yang ditinggalkan Kurniawan, kini diisi oleh Syam Arjayanti, yang sebelumnya bertugas selaku Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY. Kemudian, kursi yang ditinggalkan Syam di DPKP DIY, kini diemban oleh Aris Eko Nugroho yang sebelumnya menjabat Paniradya Pati DIY.

Selain itu, perubahan jabatan juga dilakukan di jajaran staf ahli dan lembaga penanggulangan bencana. Noviar Rahmad yang semula menjabat Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, kini dipercaya sebagai Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Pembangunan. Agustinus Ruruh Haryata yang sebelumnya mengemban tugas sebagai Kepala Bidang Penaatan, Pengkajian dan Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY kini mengisi jabatan yang ditinggalkan Noviar, yakni sebagai Kepala Pelaksana BPBD DIY.

Sementara itu, Danang Setiadi yang sebelumnya menjabat selaku Kepala Biro Tapem Setda DIY kini diangkat menjadi Kepala Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah DIY (Bapperida DIY). Posisi Kepala Biro Tata Pemerintahan kemudian dilanjutkan oleh Nuri Achadiyanti yang sebelumnya menjabat Penata Perizinan Ahli Madya pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu DIY.

Adapula Agnes Dhiany Indria Sari yang sebelumnya mengemban tugas Kepala Balai Pengelolaan Terminal dan Perparkiran Dinas Perhubungan DIY, kini diangkat menjadi menjadi Kepala Biro Pengembangan Infrastruktur Wilayah dan Pembiayaan Pembangunan Sekretariat Daerah DIY. Sementara, posisi Kepala Dinas Kesehatan DIY kini diisi oleh dr. Gregorius Anung Trihadi yang sebelumnya menjabat Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan DIY.

Kepada para pejabat yang dilantik, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menekankan pentingnya memadukan potensi lintas generasi dalam menjalankan birokrasi saat ini.

Dalam sambutannya, Sultan memaparkan bahwa perjalanan birokrasi sekarang ini menghadapi tantangan perbedaan cara pandang antar generasi. Generasi senior, membawa kebijaksanaan yang ditempa pengalaman panjang. Sementara Generasi Z, tumbuh dalam derasnya arus digital, berpikir cepat, terbiasa pada data, dan menuntut makna, di balik setiap kebijakan.

“Di antara keduanya, tersimpan peluang besar untuk saling melengkapi. Yang tua mentransfer nilai, yang muda menyalakan inovasi. Ketika pengalaman berpadu dengan keberanian, dan kearifan bertemu dengan kreativitas, maka lahirlah birokrasi yang tidak hanya efisien, tetapi juga relevan, adaptif, dan visioner. Sejatinya, perbedaan itu tidak perlu menjadi jurang, asal diolah menjadi harmoni. Karena birokrasi yang sehat bukanlah yang seragam, tetapi yang mampu mengolah perbedaan, menjadi kekuatan,” kata Sri Sultan.

Sri Sultan menyebut, semua tidak boleh terjebak dalam prasangka. Yang muda tidak cukup hanya gesit, dan yang tua tidak cukup hanya bijak. “Yang kita perlukan hari ini adalah pertautan jiwa lintas generasi. Agar kebijaksanaan tidak terhenti di masa lalu, dan inovasi tidak melupakan akar yang menumbuhkannya,” ucap Sri Sultan.

Sri Sultan mengatakan, berbagai kajian pun menunjukkan bahwa komunikasi antar generasi memperkuat kualitas produk pemerintahan. Ketika nilai, pengalaman, dan kearifan generasi senior, menyatu dengan kreativitas serta penguasaan teknologi generasi muda, lahirlah birokrasi pembelajar, yang tidak sekadar beradaptasi terhadap perubahan, tetapi menjadi sumber perubahan itu sendiri.

“Itulah pula, cerminan sinergi ‘Manunggaling Kawula lan Gusti’, untuk melipatgandakan energi. Dalam konteks keyogyaan, pengertian ‘gusti’ lebih menekankan pada makna institusi kepemimpinan, dan bukannya figur atau pribadi tunggal. Dalam pengertian tersebut, ‘gusti’ atau pemimpin, harus dengan sangat ringan kaki turun ke bawah, berdialog dengan kawulâ,” papar Sri Sultan.

Apabila dikaitkan dengan konteks hari ini, maka setiap Kepala OPD dituntut bertipe “work-leader”, dan menjadi “role model” bagi bawahannya. Agar, mereka termotivasi berpikir cerdas, bergerak cepat, dan bekerja giat, denga pelaksanaan program secara tepat waktu, tepat biaya, dan tepat sasaran.

Lebih lanjut, Sri Sultan juga menyampaikan bahwa saat ini, dituntut pula untuk melaksanakan pembangunan berdampak. SAKIP Tematik menjadi kompas perubahan, yang menuntun DIY pada isu-isu prioritas, yakni pengentasan kemiskinan, pengendalian inflasi, penurunan stunting, dan pertumbuhan ekonomi.

“Pendekatan ini menegaskan, bahwa keberhasilan tidak diukur dari banyaknya kegiatan, tetapi dari dampak yang dirasakan masyarakat. Karena itu, setiap kebijakan dan anggaran harus terintegrasi dalam satu ekosistem kerja yang berorientasi hasil ‘result-oriented governance’,” jelas Sri Sultan.(prg,wur)