DIY Luncurkan Aplikasi Jogja Digdaya, Sistem Pelaporan Bencana Cepat, Akurat, Terintegrasi

Yogyakarta , suarapasar.com : Banyak satuan pendidikan di DIY berada di kawasan rawan bencana, mulai dari ancaman bencana gempa bumi, cuaca ekstrem, banjir, longsor, erupsi gunung merapi hingga tsunami.

Suhirman Kepala Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga DIY menjelaskan berdasar hasil pemetaan BPBD DIY, 2 ribu satuan pendidikan di DIY berada di daerah rawan bencana.

 

“Untuk itu diperlukan ketangguhan sistem pendidikan menghadapi ancaman tersebut,” kata Suhirman Kepala Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga DIY dalam laporannya pada peluncuran sistem pelaporan dampak bencana berbasis daring yaitu ‘Jogja Digdaya’ atau Digitalisasi Pelaporan Dampak Bencana pada Satuan Pendidikan DIY di Gedhong Pracimosono Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Rabu (07/05/2025).

 

Suhirman menjelaskan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Dinas Komunikasi dan Informatika bersama Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dan Sekretariat Bersama Satuan Pendidikan Aman Bencana (Sekber SPAB) menginisiasi aplikasi Jogja Digdaya.

 

Aplikasi Jogja Digdaya merupakan sistem digital inovatif yang dikembangkan untuk menjawab kebutuhan akan mekanisme pelaporan dampak bencana secara cepat, akurat dan terintegrasi di seluruh satuan pendidikan di DIY.

 

“Sistem ini akan digunakan sekolah/madrasah untuk melaporkan kejadian bencana maupun kejadian darurat lainnya yang berdampak pada aktivitas pendidikan, termasuk kondisi infrastruktur, peserta didik, tenaga pendidik, serta proses pembelajaran,” terang Suhirman.

 

Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X menyebut DIY merupakan wilayah yang benar-benar rawan bencana, bahkan memiliki potensi bencana yang bisa dikatakan cukup lengkap. Rencana mitigasi dan rencana kontingensi memang sudah disiapkan. Namun, masih sering terjadi miskomunikasi data.

 

Paku Alam X berharap dengan sistem data kebencanaan berbasis aplikasi Jogja Digdaya ini pihak sekolah dan pihak terkait lainnya dapat langsung mengisi data. Misalnya data kerusakan ruang kelas, kerusakan peralatan pendidikan, dan lain sebagainya. Data tersebut nantinya akan tersedia secara daring (online) dan real-time, sehingga para pihak termasuk para donatur bisa langsung mengetahui dan memahami situasi.

 

“Mereka bisa mengetahui kebutuhan yang ada secara lebih akurat. Dengan demikian, bantuan yang diberikan dapat lebih sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan,” tandas Paku Alam X. (wds/drw)