Bus Sekolah Rakyat, Simbol Kolaborasi Sosial dan Harapan Anak Bangsa

Sleman (06/11/2025), suarapasar.com – Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat pembangunan sosial dan pendidikan di Indonesia. Menurutnya, di era percepatan edukasi dan perubahan sosial, keberhasilan bangsa tidak lagi ditentukan oleh siapa yang paling kuat, melainkan oleh siapa yang paling mampu berkolaborasi.

Hal tersebut disampaikan Sri Sultan dalam acara Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Kementerian Sosial RI dan Kementerian Perhubungan RI tentang Sinergitas Tugas dan Fungsi di Bidang Sosial dan Transportasi serta Penyerahan Simbolis Bus Sekolah untuk Sekolah Rakyat di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta, Kamis (6/11).

Acara tersebut turut dihadiri oleh Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf, Wakil Menteri Sosial RI Agus Jabo Priyono, Menteri Perhubungan RI Dudy Purwagandhi, Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa, Wakil Bupati Bantul Aris Suharyanta, jajaran Forkopimda DIY, serta sejumlah tamu undangan.

Sri Sultan menilai kesepakatan antara dua kementerian tersebut sebagai langkah strategis yang menunjukkan hadirnya kepemimpinan kolaboratif. Persoalan sosial, kata Sultan, tidak bisa diselesaikan satu instansi saja, melainkan perlu pendekatan ekosistem lintas sektor.

“Kerja lintas sektor, seperti yang kita saksikan hari ini, merupakan bentuk baru dari kepemimpinan kolaboratif. Pemerintah harus hadir dengan pendekatan holistik, menghubungkan akses sosial, mobilitas, dan masa depan pendidikan anak bangsa,” ujar Sri Sultan.

Berdasarkan penelitian Kementerian Sosial, transportasi inklusif dapat meningkatkan peluang anak untuk bertahan di sekolah hingga 30 persen lebih tinggi. Artinya, akses transportasi bukan hanya soal jalan atau kendaraan, melainkan tentang membuka masa depan, menciptakan keadilan sosial, dan membangun generasi berdaya.

Penyerahan bus sekolah untuk Sekolah Rakyat, lanjut Sri Sultan, merupakan simbol pergeseran paradigma pembangunan nasional — dari kebijakan berbasis program (program-based policy) menuju kebijakan yang berpusat pada manusia (human-centered policy).

“Kita tidak lagi hanya bicara tentang mengirim anak ke sekolah, tetapi tentang membangun jembatan sosial agar setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk belajar, bermimpi, dan tumbuh. Inilah wajah baru birokrasi modern — birokrasi yang tangkas, kolaboratif, dan berorientasi hasil,” tutur Sri Sultan.

Ia menambahkan bahwa pembangunan sosial tidak akan optimal tanpa dukungan sistem transportasi yang berkeadilan. “Atas nama Pemda DIY, saya mengapresiasi dan berterima kasih kepada Kementerian Sosial dan Kementerian Perhubungan atas dedikasi serta sinerginya dalam mewujudkan transportasi berkeadilan sosial. Yogyakarta selalu terbuka menjadi laboratorium kolaborasi, tempat kebijakan diuji oleh realitas dan inovasi lahir dari empati,” tandasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menegaskan bahwa kerja sama ini bukan sekadar penandatanganan administratif, melainkan langkah nyata untuk menghadirkan transportasi berkeadilan sosial.

“Bus sekolah ini bukan sekadar kendaraan, tetapi jembatan menuju masa depan anak-anak bangsa, dari rumah sederhana menuju gerbang ilmu pengetahuan, dari keterbatasan menuju kesempatan. Saya percaya sinergi seperti ini adalah jawaban atas tantangan besar bangsa kita,” ungkap Gus Ipul.

Sementara itu, Menteri Perhubungan RI Dudy Purwagandhi menyampaikan bahwa sinergi antar-kementerian ini menjadi upaya konkret agar program pemerintah lebih tepat sasaran dan berdampak langsung bagi masyarakat. Pada tahun anggaran 2025, Kementerian Perhubungan akan menyerahkan 25 unit bus sekolah untuk mendukung Sekolah Rakyat di berbagai daerah, dua di antaranya untuk Sleman dan Bantul.

“Yogyakarta sebagai kota pelajar menjadi simbol penting bagaimana akses transportasi yang memadai dapat mendukung pemerataan kesempatan belajar bagi generasi penerus bangsa,” jelas Dudy.

Melalui kolaborasi ini, akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu diharapkan semakin terbuka lebar. Bus Sekolah Rakyat bukan hanya alat transportasi, tetapi juga simbol harapan — jembatan yang menghubungkan mimpi anak bangsa menuju masa depan yang lebih baik.(prg,wur)