Kulon Progo, 3 Oktober 2025, suarapasar.com – Puluhan pelajar SD, SMP, hingga SMA di Kulon Progo mengikuti kegiatan belajar membatik di halaman rumah dinas Bupati Kulon Progo pada Jumat pagi. Agenda ini digelar untuk memperingati ditetapkannya batik sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO setiap 2 Oktober.
Para pelajar tampak bersemangat saat membatik secara berkelompok di gazebo-gazebo yang tersedia. Mereka belajar menorehkan lilin pada kain dengan berbagai motif, sebagai pengalaman langsung mengenal proses pembuatan batik.
Guru Seni Budaya SMA N 1 Wates, Didik Suhendri, menyambut positif kegiatan tersebut.
“Bagus sekali ya karena di sini kan dari berbagai sekolah, berbagai tingkatan. Jadi saling menyemangati untuk belajar membatik,” ujarnya.
Didik menambahkan, di sekolahnya batik sudah masuk dalam materi pembelajaran kelas.
“Bentuknya pembelajaran di kelas, materi pembelajaran. Durasi 4 pertemuan atau 8 jam pelajaran. Diawali dari penyampaian jenis-jenis motif, teknik, membuat sketsa, nyanting, mewarna dan melorot warna,” jelasnya.
Bupati Kulon Progo, R. Agung Setyawan, turut hadir menyapa siswa yang tengah belajar membatik. Ia menilai kegiatan ini mampu menumbuhkan keterampilan sekaligus kecintaan generasi muda pada warisan budaya.
“Kalau sekarang sih saya lihat ya masih agak belepotan itu biasa. Tapi suatu saat nanti saya yakin sekali mereka berkemampuan untuk membuat suatu karya kreativitas batik,” ungkapnya.
Agung menekankan pentingnya melatih anak-anak sejak dini, mulai dari mendesain hingga memahami dasar-dasar membatik. Sebagai rangkaian peringatan Hari Batik dan Jogja Kota Batik Dunia, Pemkab Kulon Progo juga menyiapkan fashion show batik motif khas Kulon Progo sebagai ajang edukasi masyarakat.
“Kita akan tampilkan batik-batik dari Kulon Progo, mulai dari batik galaran, gringsing, Binangun Kartoraharjo, hingga Songsong Agung Ambar Arum. Semua akan kita tampilkan sebagai khazanah karya kreativitas seni membatik,” jelas Agung.
Dalam memeriahkan Hari Batik, Pemkab Kulon Progo juga menetapkan penggunaan pakaian batik selama satu bulan penuh, hingga 31 Oktober. Meski demikian, aturan tetap menyesuaikan bagi kegiatan resmi dengan seragam khusus seperti PDH dan PSL.
Sebagai penutup, Bupati Agung Setyawan bahkan ikut menjajal catwalk bersama para model yang akan tampil dalam fashion show batik, menambah semarak suasana peringatan Hari Batik di Kulon Progo.(prg,wur)