Pemkot Yogyakarta Perkuat Kolaborasi Riset dengan PTS untuk Tingkatkan Mutu Pendidikan

Jetis, suarapasar.com — Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menjadi narasumber dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema kolaborasi riset antara Pemkot Yogyakarta dan Perguruan Tinggi Swasta Wilayah V LLDIKTI yang digelar di Aula Universitas Janabadra pada Senin (17/11). Kegiatan ini diikuti puluhan perguruan tinggi guna memperkuat jejaring inovasi dan penelitian di Kota Yogyakarta.

Dalam pemaparannya, Hasto mengungkapkan bahwa Pemkot Yogyakarta telah menjalin kerja sama dengan 48 perguruan tinggi se-DIY untuk mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi, program Kampung Tematik, serta penyusunan Racana Tepat Jogja. Kolaborasi tersebut diyakini menghasilkan banyak riset yang mendukung pembangunan kota. “Dengan membangun SDM yang berdaya, sejahtera, dan berbasis potensi lokal kampung, Jogja bisa menjadi Center of Excellence and Center of Referral di Indonesia,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan bahwa sebagai kota pendidikan, Yogyakarta sangat membutuhkan kolaborasi akademik yang kuat. Pemkot telah menyiapkan beasiswa bagi 250 mahasiswa kurang mampu, dan jumlah itu berpotensi naik menjadi 500 jika penyalurannya optimal. Program One Village, One Sister University, One Sister Corporate turut didorong agar riset kampus dapat terintegrasi dengan pembangunan kampung tematik di 45 kelurahan.

Sementara itu, Kepala Bappeda Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono, menegaskan bahwa arah pembangunan kota telah dirumuskan secara jelas melalui RPJMD 2025–2029. Ia memaparkan capaian pembangunan pada 2024 sebagai dasar fokus riset ke depan, antara lain IPM 89,1, pertumbuhan ekonomi 5,05%, angka kemiskinan 6,26%, TPT 5,8%, serta Gini Ratio 0,449.

Kepala LLDIKTI Wilayah V, Prof. Dr. Setyabudi Indartono, menambahkan bahwa riset dan publikasi merupakan kontribusi penting perguruan tinggi kepada masyarakat. Ia menyoroti masih rendahnya keterpenuhan Tri Dharma oleh dosen serta peluang pendanaan riset hingga Rp2 miliar per tahun melalui skema kolaborasi dengan pemerintah daerah.

“Kami berharap forum ini menjadi titik awal yang berkelanjutan. Dosen dan kampus perlu memahami arah pembangunan jangka menengah daerah agar riset bisa benar-benar down to earth,” ujarnya.(prg,wur)