Umbulharjo, suarapasar.com – Pemerintah Kota Yogyakarta terus mendorong penguatan ekonomi lokal dengan menjadikan Koperasi Kelurahan Merah Putih sebagai agen Air Jogja, produk air minum dalam kemasan milik PDAM Tirtamarta. Langkah ini diharapkan mampu menggerakkan koperasi agar memiliki usaha riil sekaligus meningkatkan penjualan produk BUMD milik Pemkot Yogyakarta tersebut.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menjelaskan bahwa dari 45 Koperasi Kelurahan Merah Putih yang sudah terbentuk, enam di antaranya telah menjalankan usaha produksi Batik Segoro Amarto. Untuk koperasi lainnya, Pemkot mendorong agar menjadi agen distribusi Air Jogja.
“Kita dorong Koperasi Merah Putih yang ada bisa menjadi agen Air Jogja,” kata Hasto saat kegiatan Temu Kemitraan Koperasi Kelurahan Merah Putih di Balai Kota Yogyakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut Hasto, potensi pemasaran Air Jogja masih terbuka luas karena banyak kegiatan masyarakat di kampung-kampung yang belum menggunakan produk tersebut. Ia meminta jajaran dinas untuk menanyakan ke kelurahan dan RW-RW yang belum menggunakan Air Jogja agar diarahkan memakai produk lokal milik daerah.
“Sebetulnya Air Jogja ini kenapa tidak kita pasarkan. Saya masih melihat di acara kampung-kampung airnya belum dengan Air Jogja,” ujarnya seperti dikutip dari laman Pemerintah Kota Yogyakarta.
Hasto menyampaikan bahwa omzet Air Jogja pada bulan April hanya sekitar Rp 50 juta per bulan, namun setelah dilakukan dorongan dan promosi, kini meningkat hingga Rp 250 juta per bulan. Ia menargetkan hingga akhir tahun, omzet Air Jogja bisa mencapai Rp 1 miliar.
“Oleh karena itu pelaku-pelaku Koperasi Merah Putih, marilah menjadi agennya Air Jogja. Saya mohon Dinas Koperasi didukung dinas-dinas lain untuk bisa memasarkan juga air kemasan bikinan BUMD. Di Malioboro mestinya nanti airnya Air Jogja, di hotel dan angkringan juga,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UKM Kota Yogyakarta, Tri Karyadi Riyanto Raharjo, menjelaskan bahwa pembentukan Koperasi Merah Putih dilakukan melalui musyawarah kelurahan. Dinas kemudian mengarahkan koperasi untuk mengembangkan potensi ekonomi lokal sesuai dengan kekhasan wilayah masing-masing, salah satunya produksi batik Segoro Amarto.
“Selain batik ada macam-macam. Makanya kita undang mitra-mitra agen pos, agen gas, PDAM Tirtamarta, sembako, dan penyedia makanan kegiatan Pemkot. Kita dorong untuk bermitra menjadi sub agen distribusi tapi tidak boleh melemahkan warung sekitar,” ujar Tri Karyadi.
Ia mengakui bahwa dari 45 koperasi yang ada, belum semuanya beroperasi optimal. Sebagian masih ragu untuk bergerak karena proses pembentukan dilakukan dalam waktu singkat. Namun pemerintah berkomitmen untuk terus mendampingi agar koperasi Merah Putih bisa menjadi motor penggerak ekonomi di tingkat kelurahan sesuai potensi yang dimiliki.(prg,wur)







