Pemkot Yogyakarta Jadi Pilot Project Nasional Penemuan Dini Kasus TB

Yogyakarta, suarapasar.com–Indonesia disebut sebagai negara dengan jumlah penderita TB tertinggi kedua di dunia, dengan estimasi 1,090 juta kasus. Hingga kini sudah 760 ribu orang diperiksa, dan masih ada sekitar 340 ribu yang harus dikejar pada Desember 2025.

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mencatat hingga pertengahan November 2025 terdapat 1.161 kasus TB, termasuk pasien dari luar daerah yang mendapatkan layanan kesehatan di Yogyakarta. Dari jumlah tersebut, 1.085 pasien telah memulai pengobatan dan sisanya dalam proses persiapan terapi.

Menyikapi kondisi yang ada, Pemerintah Kota Yogyakarta bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperluas pemeriksaan kesehatan dan Active Case Finding (ACF) untuk mendeteksi kasus Tuberkulosis (TB) secara lebih cepat.

Kegiatan ACF TB di Kota Yogyakarta diadakan Kemenkes di Magangan Kraton Yogyakarta menyasar abdi dalem dan masyarakat di kawasan Malioboro, Sabtu (29/11/2025).

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menjelaskan ACF TB ini dilakukan guna memastikan pengobatan dini, melacak kontak erat, serta mencegah penularan di wilayah padat penduduk. Pemkot Yogyakarta menyatakan kesiapannya menjadi contoh nasional dalam pelaksanaan pemeriksaan dan pengobatan pencegahan TB.

“Tadi sepakat untuk kita menjadi pilot project di Kota Yogyakarta ini untuk sukses skrining. Tracing kontak itu harus sukses. Kita harus sukses juga menjadi contoh untuk pengobatan prevention (pencegahan TB),” kata Hasto.

Hasto Wardoyo menjelaskan bahwa kepadatan penduduk membuat penularan TB berpotensi lebih cepat, terutama di kawasan padat dan permukiman kumuh. Karena itu, pemeriksaan kontak erat serta pengobatan pencegahan perlu dijalankan secara optimal agar kasus tidak terus bertambah.

“Jadi minum obat meskipun belum belum sakit. Itu saya kira langkah yang baik dan saya sanggupi bersama Dinas Kesehatan dan tim serta Labda dan Labkesda, kemudian dari UGM. Nanti kita siap untuk menindaklanjuti dan harapan saya Yogya untuk center of excellence dan referral untuk penanganan TB,” imbuhnya.

Hasto menegaskan pemkot terus menggalakkan penemuan kasus aktif.

“Jadi kita harus active case finding. Jadi kalau ada satu yang positif, serumah itu kita periksa semua dan kita kasih obat semua. Itu harus begitu, kalau enggak kita kalah dengan TB-nya,” tegasnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan RI Benyamin Paulus Octavianus menyatakan bahwa ACF dilakukan secara masif sebagai strategi nasional pemberantasan TB.

“Jadi, kita itu mencari kalau ada yang orang yang terinfeksi penyakit tuberkulosis, kita bisa obati sedini mungkin. Tujuan kita adalah menemukan kasusnya, diobati sampai sembuh. Jadi kalau sudah enggak ada kumannya, bebas TB. Itu harapan kita. Kita lakukan secara masif di Indonesia,” tandas Benyamin.(prg,wur/wds)